Allah berfirman :
يأيها الذين ءامنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
Diriwayatkan dari Sa’ad bin Jabir ra. Bahwa puasa orang-orang sebelum kita adalah mulai dari ‘utman (mulai masuk waktu shalat isya’) sampai kepada malam berikutnya, sebagaimana yang pernah terjadi pada permulaan islam. Segolongan ahli ilmu mengatakan, sesungguhnya puasa itu merupakan kewajiban atas orang-orang Nasrani. Terkadang puasa itu terjadi pada musim yang sangat panas, dan kadang-kadang tepat pada waktu musim yang sangat dingin. Yang demikian itu sangat memberatkan bagi mereka, terutama bagi mereka yang menempuh bepergian, atau memberatkan pada sebagian usaha dalam mencari penghidupan mereka.
Oleh sebab itu, maka para pembesar mereka berkumpul untuk menentukan masa puasa mereka, dan mereka menjadikan waktu puasa itu antara musim dingin dan musim panas, maka puasa itu mereka tetapkan pada waktu musim semi, dengan menambah sepuluh hari sebagai kafaratnya atas apa yang telah mereka perbuat. Kemudian ada seorang raja diantara mereka mengadukan sakitnya, demi untuk kesembuhan dari sakitnya dia menghendaki agar puasa itu ditambah satu minggu, maka ditambahlah puasa itu satu minggu. Dan ia menjadi sembuh. Setelah ia mati, maka kekuasaan dipegang oleh seorang raja yang lain, dia berkata : “sempurnakanlah puasa itu menjadi lima puluh hari”. Kemudian mereka ditimpa kematian, yaitu kematian ternak merajalela. Raja berkata kepada mereka : “Tambahkanlah puasa anda.” Lalu mereka menambah sepuluh hari, bahkan mereka menambah lagi sepuluh hari setelah itu. Dikatakan : “Tidak ada satu umat pun, melainkan mereka diwajibkan puasa Ramadhan, hanya saja keudian mereka menjadi tersesat dari puasa Ramadhan itu.”
Al Baghawi berkata : “Yang sahih bahwa Ramadhan itu adalah nama sebuah bulan dari kata ramadha,. Yaitu batu yang terbakar, karena memang mereka berpuasa pada waktu yan sangat panas. Sebab ketika orang Arab ingin meletakan nama-nama bulan, bertepatan sekali, bahwa bulan tersebut (Ramadhan) tepat pada musim yang sangat panas.“ Dan dikatakan : “Disebut begitu karena dia membakar beberapa dosa.” Puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun kedua hijrah. Dia merupakan hal yang diketahui dalam agama secara pasti, dan orang akan menjadi kafir bila menentang kewajibannya.
Hadis-hadis yang menerangkan tentang keutamannya sangat banyak, diantaranya sabda Nabi : “Apabila dating malam pertama dari bulan Ramadhan, semua pintu-pintu surge dibuka, selama satu bulan penuh tidak satu pun ada pintu surge yang ditutup. Dan Allah swt, memerintahkan pemanggil untuk menganjurkan : “Wahai orang yang mencari kebaikan, menghadaplah. Wahai orang yang mencari kejahatan, tahanlah !. “lalu dia berkata : “Adakah seorang yang memohon ampun, tentu dia akan diampuni. Adakah orang yang meminta, tentu dia akan di kabulkan permintaannya. Adakah orang yang bertobat, tentu dia akan diterima tobatnya.” Dia tidak henti-hentinya berkata itu sampai fajar terbit, waktu subuh tiba. Setiap malam hari pada saat berbuka Allah membebaskan sejuta orang dari neraka, yang sebelumnya wajib disiksa.. Subhanallah…..
Salman Al Farisi ra. Berkata, sesungguhnya Rasulullah saw. Berkhutbah dihadapan kami pada hari terakhir dari bulan Sya’ban : “Wahai sekalian manusia, benar-benar telah menaungi Anda sebuah bulan yang besar. Di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar yang lebih utama dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya sebagai fardhu dan berdiri beribadah shalat malam sebagai sunnah (shalat tarawih). Barangsiapa yang mendekatkan diri dengan satu kebaikan di bulan itu, maka dia seperti orang yang menunaikan kewajiban dalam bulan lain. Barangsiapa yang menunaikan fardhu, maka dia seperti orang yang menunaikan tujuh puluh bulan fardhu pada bulan yang lain.
Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedang kesabaran pahalanya adalah surga. Dia adalah bulan pertolongan. Dia adalah bulan penambahan rizki seorang mukmin. Barangsiapa yang memberi buka seorang yang berpuasa, maka baginya sama dengan pahala memerdekakan budak yang telah terampuni dosa-dosanya. Kami berkata : “Ya Rasulullah, kami ini tidak menemukan sesuatu yang dapat digunakan untuk memberi buka orang yang berpuasa. “Beliau bersabda : “Allah memberikan pahala pada orang yang memberi buka orang yang berpuasa walau dengan sedikit susu, seteguk air atau sebutir kurma. Dan barangsiapa yang membuat kenyang orang berpuasa, dia akan diampuni dosa-dosanya dan Tuhan akan memberinya minum dari telagaku. Dia tidak akan merasa haus sesudah minum dari telagaku itu, untuk selama-lamanya. Disamping itu, mereka mendapat pahala semisal pahala orang yang berpuasa tanpa berkurang sedikitpun.
Ramadhan adalah bulan awalnya penuh dengan rahmat, pertengahan penuh ampunan dan terakhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa yang memberi keringanan pada budak yang dimilikinya, maka Allah akan memerdekakannya dari neraka. Oleh sebab itu, pada bulan ramadhan, perbanyaklah empat hal. Dua hal, membuat anda mendapatkan ridho Tuhan, dan dua hal lagi yang selalu anda butuhkan. Dua hal yang membuat Tuhan ridha pada anda adalah kesaksian, bahwa sesungguhnya tidak Tuhan, kecuali Allah dan Anda memohon ampun kepada-Nya. Sedangkan dua hal yang selalu anda butuhkan adalah anda meminta surga kepda Tuhanmu dan berlindung kepada-Nya dari neraka.
Di antara hadis yang menerangkan keutamaanya adalah sabda Nabi Muhammad saw : “Barangsiapa yang berpuasa bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas karena Allah, maka diampuni dosa-dosanya baik yang lalu maupun yang akan datang.”
Sabda Nabi Muhammad saw. : “Setiap amal anak cucu Adam adalah bagiannya, kecuali puasa. Maka sesungguhnya puasa itu adalah milik-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” Dia (Allah) melarang Anda untuk menyandarkan hal-hal lain pada Dzat-Nya ketika Anda beribadah pada Tuhan Pencipta lagi Maha Mulia.
Diantara keutamaan bulan Ramadhan yang lain, sebagaimana sabda Nabi saw. : “Umatku diberi lima hal yang tidak diberikan pada umat mana pun sebelum mereka. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah dari pada bau misik, malaikat-malaikat memintakan ampun untuk mereka, sampai mereka berbuka, setan-setan terlaknat dibelenggu. Allah swt, menghias surge setiap hari dan berfirman : “Hampir saja hamba-hamba-Ku yang saleh dihalangi dari segala kesusahan dan penderitaan. Dan mereka di ampuni di akhir malam harinya.” Ditanyakah : “Ya Rasulullah, apakah dia itu adalah malam Lailatul Qadar ?” Beliau bersabda : “Tidak, tetapi setiap orang yang beramal akan dipenuhi pahalanya apabila dia telah selesai melakukannya.”
Wallahu ‘Alam Bisshawab…..
(Sumber Kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Ghozali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar